Monday, December 21, 2009

Segores Luka Tanpa Suara

Akhirnya aku tau semua jawaban atas pertanyaan yang aku tangguhkan slama ini, jawaban atas semua perasaan yang aku miliki untuk dirinya jawaban yang ternyata cukup menghentakkan hati...entah aku harus menangis atau tersenyum atas semua ini.


Ikatan orang tua di antara dua belah pihak telah terjadi, kenapa semua perasaan ini terlalu mempermainkan aku, aku terlihat tolol atas semua ini mengharapkan dirinya yang kini telah menjadi milik orang lain untuk selamanya. Aku memang pernah bertahan demi satu harapan untuk bisa kembali bersama dirinya kelak serta menggantungkan beribu pertanyaan yang aku tangguhkan dalam hati dan kini harapan itu tinggal angan dan kenangan yang telah hancur tak berbentuk, dan kini aku memang harus bisa meyakini serta merelakannya pergi dari kehidupan dan hati aku untuk selamanya yang akan menjadikannya menjadi sebuah cerita yang mungkin terlihat begitu indah yang aku miliki, walaupun semua itu meninggalkan bekas yang tak pernah bisa terlihat oleh siapa pun yang hanya bisa dirasakan cukup bagiku seorang.

Aku ucapkan banyak terimakasih atas semua yang engkau berikan terhadap ku, ku ucap terimakasih atas kehadiran mu dalam kehidupan ku walau ternyata semua perasaan yang engkau miliki terhadap ku hanyalah perasaan semu belaka yang memberiku angan-angan dan akhirnya aku jatuh terlalu jauh kebawah. Aku seperti orang bego yang dengan begitu setianya mengharapkan dan menantinya kembali dalam kehidupan ku kelak, kini dunia seakan mentertawakan ketololan diri ku atas semua perasaan sesaat yang dia berikan untuk ku dan bahkan menjadikan aku sebagai pelarian sesaat untuk diri nya hingga dia membuatku jatuh terlalu dalam atas permainan yang dia buat dan membuat ku jatuh terlalu dalam atas perasaan yang ku miliki untuk diri nya hingga aku merasakan sakit oleh perasaan aku sendiri. Mungkin dia telah memberikan aku sebuah pelajaran yang mungkin cukup menjadi sebuah peringatan bagi ku agar aku tidak terlalu mudah untuk jatuh cinta jika aku memang belum cukup mengenal sosok akan seseorang itu. Cinta itu kadang memang tak mengenal kata logika, tapi apa setiap cinta harus memakai kata logika dan apa iya aku tak memakai logika ketika dia menawarkan cintanya untuk ku hingga dia bisa berhasil mempermainkan perasaan ku atau hanya aku saja yang menerima tawaran cinta itu dengan hati dan perasaan yang terlalu dalam tanpa aku gunakan logika aku untuk mempertimbangkan tawaran cinta itu...

Aku hargai semua keputusan nya dan aku hargai pengakuan yang membuat segenap hati ku luluh lantak atas pahitnya kenyataan bahwa aku hanya menjadi tempat pelabuhan sementara dirinya untuk menuju pelabuhan yang memang pernah dirinya tinggalkan sebelumnya, menjadi tempat persinggahan sementara yang menyisahkan sebuah goresan luka tanpa suara. Bagaikan mendengar suara gemuruh halilintar pula aku mendengar semua ini mendapatkan kenyataan yang cukup menyakitkan, bahwa aku tak pernah mendapatkan tempat di hati dan kehidupannya. Memang tak pernah terbesit dalam benak pikirannya untuk menyakiti ataupun mengecewakan aku, tapi kenyataan nya apa yang dia lakukan terhadap ku untuk menjadikan ku persinggahan sementara telah membuat ku tetap menantikan dirinya akan kembali singgah di tempat ku dan menjadikan ku tempat terakhir bagi nya. Lama waktu ku nanti dan ternyata tak kunjung datang sehingga aku mendapatkan pengakuan serta kenyataan yang jauh dari harapan....

No comments:

Post a Comment