Aku kehilangan dia entah hanya sesaat atau memang untuk slamanya. Tuhan tolong kembalikan dia dalam kehidupan ku dengan izin Mu, Izinka aku untuk bersamanya sampai akhir hidup ku, Izinkan dia menjadi “ Imam” dalam kehidupan ku kelak.
Hampa rasanya hari-hari yang aku alui setelah dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang telah kita jalani selama beberapa bulan. Rasanya seperti tersayat belati yang teramat tajam, aku bukan type orang yang begitu mudah menerima satu kata yang bertuliskan “cinta” namun aku pun tak mudah untuk melepaskan cinta yang telah masuk dalam hari-hari aku.
Mengenal dia adalah hal terindah yang aku syukuri, ketika aku memutuskan untuk “jalan” bareng dia aku berkata dalam hati, “Tuhan, semoga orang yang ENGKAU berikan sat ini adalah hamba Mu yang terbaik dari yang terbaik yang ENGKAU berikan kepada ku, Izinkan aku menyayanginya dengan sepenuh gati ku, Izinkan dia menjadi IMAM dalam kehidupan ku, Tuhan izinkanlah dalam setiap harapan itu sesuai dengan apa yang aku mau, Aku tau hanya ENGKAU yang mampu mengubah hal yang mungkin menjadi tak mungkin ataupun sebaliknya hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
Bulan pertama ketika aku mulai menjalani hubungan dengan diri nya, terkadang aku ngerasa jahat hehehehe. Saat itu aku masih merasakan aku belum bisa nerima dia dengan beberapa alasan yang mungkin seharusnya aku gak pernah boleh menilai dirinya dari tampilan luar semata, secara mungkin orang-orang ketika melihat dia begitu sempurna dengan fisik yang lumayan tinggi, cakep, putih serta cukup menjanjikan jika dilihat dari pekerjaan yang didapatkannya di zaman sekarang ya walaupun dia terlihat agak gemuk sih hehehehe.
Bahkan mungkin dipertengahan obrolan aku sering bilang,
“ kamu ndut, diet dounk hehehehe”
dia hanya tersenyum dan apa yang aku lontarkan hanya gurauan semata yang tak mesti harus dianggap serius. Ya aku dah pernah berkomitmen dengan diri sendiri “ Siapapun yang aku pilih untuk menemani hari-hari aku selanjutnya, aku harus bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam dirinya “
Ya itulah aku yang mungkin tak pernah bisa seperti orang yang dengan mudah menentukan kriteria-kriteria yang mesti dimiliki oleh kaum adam untuk mendapatkan posisi dalam hati ini. Jika aku suka dia pun suka maka aku akan berusaha untuk menjalani hubungan itu sebaik dan semapu yang aku bisa. Bila aku kurang merespon terhadap kaum adam yang memang menunjukkan sikap falling in love terhadap ku,maka aku hanya akan menganggapnya sebagai teman biasa.Seiring berjalannya waktu yang telah ku lalui bersamanya maka perasaan sayang itu mulai ku rasakan.
Aku dan dia hanya 4 bulan menjalani hari-hari bersama, banyak hal-hal yang telah dilewatkan bersamanya. Entah itu hanya sekedar pergi ketempat tongkrongan para remaja yang biasa jadi ajang perkumpulan, makan ditempat yang sederhana yang mungkin menurut sebagian orang termasuk bukan tempat makan yang biasa dipake untuk makan romantis heheheh. Tapi bagi ku itu cukup berkesan walau terkadang makan hati hehehe
Petaka mulai terjadi saat sehari atau mungkin beberapa jam sebelum ulang tahun ku. Entah mengapa terkadang dia tak begitu peka terhadap ku atau mungkin itu hanya sebagai perasaan ku saja. Dan entah dari mana pula pertengkaran itu mulai terjadi, perang emosi pun tak terhindarkan walau hanya lewat sebuah sms. Aku kesal maka dari itu aku meluapkan semua kekesalan itu dan entah dari mana hal yang mungkin di anggap bodoh ku lakukan, tak pelak kalimat “ aku ingin mengakhiri hubungan itu pun terlontar lewat sms itu”, ya setelah panjang lebar kami bertengkar lewat sms itu maka dia pun menerima itu. Tangisan ku meledak menjadi-jadi sesampainya aku di kamar tidur, air mata ini tak pelak makin membuat mata ku pun menjadi sembab. Malam pun makin larut tapi air mata ini belum juga reda, dan akhirnya aku putus kan untuk kirim sms untuk mengajak baikkan dan ku putuskan untuk kembali lagi. Cukup 1 hari menunggu dan akhirnya dia pun menemui aku untuk memberikan jawaban, aku memang emosi dan gak pernah ada niat untuk mengucapkan kalimat ingin mengakhiri hubungan ini. Ya aku hanya emosi sesaat sayang, akhirnya dia pun menyetujui untuk kembali lagi dan memulai semua dari nol dengan beberapa syarat yang dia ajukan dan aku pun menyanggupi nya sebisa mungkin untuk melakukan yang terbaik untuk dirinya.
Beberapa hari setelah kami mulai menjalani hubungan baru ini, seminggu setelah itu komunikasi dan sikap dia pun agak berubah tak seperti biasanya.
“ Ada apa dengan dirinya”… seperti ingin menghindar dan selalu bersikap dingin ketika aku bertanya dengan kalimat “ kenapa” ?
Hampa rasanya dengan perubahan sikap yang dia perlihatka, aku pun tak tahu apa yang terjadi dengannya. Berbagai asumsi pun mulai berdatangan merasuki pikiran ku, tiap aku kirim pesan dia hanya menjawab dengan singkat dan tak pernah bertanya balik tentang keadaan ku. Aku bisa merasakan sekali akan perubahan sikap nya, pesan yang aku kirim jarang dapat respon, aku telpon pun tak pernah terdengar kata “ hallo” dari seberang sana, adapun terdengar dia selalu memberikan alasan yang tak seperti biasanya. Hingga waktu pun berputar tepat pada 05 Desember 2010, aku beranikan diri untuk kirim sms .
“ A… kita itu masih atau kaya gimana, koq kaya yang ngegantungin aku ? c’neng itu pacar baru nya ya…?”
Selang beberapa menit pun ada pesan masuk
“ Temen doank, lebih baik kita temenan aja, kita memang gak ada kecocokan…”
Bagaikan petir disiang bolong aku baca pesan singkat itu, tak pelak air mata ini mulai berjatuhan. Maka aku pun segera menghapus airmata itu dengan tangan ku, andai kata aku berada di atas puncak tertinggi ingin rasa nya aku teriakan semua kekecewaan dan luapkan rasa sakit ini. Akan tetapi keadaan tak mendukung karena saat itu aku berada di acara nikahan temen SMA ku, makanan yang ku santap pun akhirnya dengan cepat aku letakkan dibawah kursi yang ada di depan ku.
“ kenapa ka, koq makan nya dikit sekali ? “
Hanya senyuman yang ku berikan sebagai jawaban atas pertanyaan itu. Cukup lama aku berada di acara nikahan itu, bertegur sapa dengan para sahabat semasa SMA dulu, tak di pungkiri akhirnya aku tak bisa menahan air mata ini dan akhirnya menetes, dan tak ku sadari salah satu sahabat ku melihat nya dia hanya merangkulkan tangan nya ke pundak ku.
Setelah dari acara itu, aku dan sahabat-sahabat ku pun berkumpul kembali di rumah salah satu sahabat kami, akhirnya tangisan itu pun tak terhindarkan ketika aku mulai mendekati sahabat ku.
“ yaudah nangis aja, keluarin aja semuanya sampai tangisan itu mereda “ ucap sahabat ku
Tangisan ku semakin menjadi, aku luapkan semua bentuk kekecewaan dan kemarahan serta rasa sakit hati yang ku rasakan selama ini yang menjadi beban tersendiri dalam benak ku, baik di lingkungan keluarga, sahabat, saudara bahkan mungkin terhadap seseorang yang baru saja mengakhiri hubungan ini. Aku pun sempat marah pada TUHAN ku. Setelah tangisan itu mereda sahabat ku hanya memeluk dan menggenggam tanganku.
“ Istigfar ka, semuanya pasti ada hikmahnya walau seberat apa pun rasa kecewa dan sakit hati mu berdoa lah semoga semua nya indah pada waktunya. Perbanyaklah wudhu, shalat,istigfar dan baca Al-Quran. Bangunlah pada 1/3 malam, maka kamu akan merasakan kenikmatan tersendiri dalam air wudhu dan shalat mu itu. Jangan pernah berburuk sangka terhadap TUHAN mu, karena DIA tidak akan pernah memberi cobaan diluar batas kemampuan hamba NYA.
Itulah sebagaian nasihat yang terlontar dari sahabat ku, dan ia hanya tersenyum setelah banyak menasehati dan memberikan masukan yang membuat sedikit lega hati ini. Ya ku peluk erat dirinya dan dia pun hanya tersenyum.
Malam hari aku pun terbangun dan tak pelak air mata ini berjatuhan hingga mata ini terasa berat untuk membuka nya, dalam curahan ku kepadan NYA seraya kupanjatkan doa serta memohon jalan dan petunjuk yang terbaik dari NYA ku angakat kedua tangan ku dan tak pelak air mata ini mulai menetes.
“ Ya ALLAH terlalu dalam kah kekecewaan dan rasa sakit hati ini rasa kehilangan dia dalam hari-hari ku, ya ALLAH hanya ENGKAU pemilik hati setiap insan yang berada dalam alam semesta ini. Jika memang ENGKAU izinkan aku untuk mendampinginya kembalikan dia dalam kehidupanku. Hanya ENGKAU yang mampu mengubah hal yang mungkin menjadi tak mungkin, dan hal yang tak mungkin menjadi mungkin. Jika memang ENGKAU menghendaki aku untuk bersamanya bukakan lah pintu hati nya agar dia mampu menerima keadaan ku dengan apa adanya. Tuhan dekatkan lah hati kami jika memang dia adalah orang yang terbaik yang ENGKAU berikan untuk ku, tapi jika memang dia bukan orang yang terbaik yang ENGKAU beri untuk ku jagalah hati kami agar tidak ada rasa saling menyakiti, hilangkan lah rasa bahagia ku bila mengingatnya. Ya ALLAH jika suatu saat dia merasakan apa yang pernah ku rasakan saat ini, maka buatlah dia untuk mengingat ku agar dia tau bagaimana rasa sakit dan kecewanya aku…..”
Ya mungkin inilah bentuk kalimat kekecewaan ku terhadap dirinya yang ku curahkah dalam sujud dan doa ku kepada NYA, ku mulai tertunduk dan tak hentinya butiran bening ini terus menetes.
Ini lah sekilas catatan kecil ku tentang dia ya ALLAH, dia yang kini telah pergi dalam kehidupan ku kini aku harus terbiasa tanpa dia dalam hari-hari ku, mulai menata hati untuk lebih baik lagi, Ya ALLAH ubahlah airmata ini menjadi senyum bahagia kelak.
“inilah catatan kecil tentang dirinya, dari seorang hawa yang kini hanya bisa mengenang nya dan menyimpan semua kenangan itu dalam hati…..”
_BOGOR,21 DESEMBER 2010_
01:30
No comments:
Post a Comment