
Kembali menghela nafas ketika jari jemari mulai menekan dan mencari huruf demi huruf hingga bisa disatukan menjadi sebuah kata dan kalimat yang akan dibaca olehku atau pun yang lainnya.
" Tidak diucapkan dan juga tidak diumbar."
Mungkin itulah kalimat yang akan menjadi catatan kecil terakhir itu. Maaf pada catatan sebelumnya belum sempat tertuliskan dalam catatan dunia maya karena aku menuliskan ruang imajinasi pena tanpa tinta hitam itu di akun sosialku yang lainnya :).
Melanjutkan Catatan kecil untukku part 3 terasa sesak dan seperti berjalan dalam derasnya air hujan pesan-pesan yang tersampaikan itu cukup menguras mentalku. Dan seketika aku mulai menata kembali semangat-semangat yang disampaikan oleh sahabat mayaku itu.
" Dia " , sahabat terbaik yang aku miliki tanpa bisa bertatap seperti apa wujud rupanya hanya bisa berkomunikasi via sms saja. Pertama kalinya no hp dia masuk antara 2009 atau 2010 yang kuketahui tentangnya tidak begitu banyak bahkan namanya pun aku lupa aku hanya menyimpan nomornya yang aku kasih nama "X".
Lucu memang tapi sudahlah bagaimana pun bantuan dan saran serta kritik yang pernah dia sampaikan terkadang menjadi bahan intropeksi sendiri. Intropeksi agar tidak melakukan kesalahan yang sama, kesalahan yang cukup fatal dimana kesalahan itu membuat mental dan fisikku sedikit terganggu.
Kini aku hanya ingin bernafas dengan tenang tanpa harus diusik oleh hal apapun dan pertanyaan apapun.
Tuhan telah menuliskan semua skenarionya dengan sangat indah, dimana untuk mencapai titik bahagia itu terdapat krikil-krikil kecil hingga cobaan yang sangat klimaks. Apabila hamba-Nya mampu melewati ujian itu dengan baik dan sabar maka titik kenaikan kelas pada kehidupan pun akan didapatkannya.
Perlahan dan sedikit demi sedikit aku berusaha untuk bisa hidup lebih baik lagi dengan segenap orang-orang disekitarku, belajar pada kesabaran yang cukup dirasa sulit, belajar pada kesakitan yang cukup membekas, belajar pada kebersamaan yang tak akan pernah terlupakan, belajar pada kehidupan yang sebenarnya hingga aku bisa mengambil setiap hikmah dan nikmatnya pada pembelajaran yang diberikannya.
Teruntuk engkau " X ",
Terima kasih yang tak terhingga atas semua yang telah engkau lakukan dan engkau berikan kepadaku, maaf jika aku memang tak pernah bersua terlebih dahulu tanpa engkau bertanya.
Terima kasih yang tak terhingga atas kepekaanmu terhadapku, terima kasih banyak atas waktu yang engkau luangkan untuk mendengarkan dan membaca pesan-pesanku hingga akhirnya mungkin saat lalu menjadi titik puncak amarahmu kepadaku. Namun aku tau mungkin engkau seperti itu bermaksud baik untuk kehidupan aku kedepannya.
Andai engkau mampu untuk kutemui setiap saat dan kita bisa bersua dengan sangat nyata mungkin aku akan memelukmu dengan erat seraya berbisik kepada Sang Khalik atas kehadiranmu.
Semoga engkau selalu mendapatkan yang terbaik dari Sang Khalik untuk kehidupan yang sedang kau jalani. Dan semoga kelak suatu saat nanti kita bisa bertatap muka ntah secara sengaja atau tidak hingga aku bisa memberikan senyuman termanis yang kumiliki :) .
" Perlahan aku dapat merasakan sesuatu yang sangat sulit untuk diucapkan ketika kabar baik menghampiri engkau duhai kaum adam yang pernah ada dalam kehidupanku. Semoga Tuhan selalu memberikan engkau yang terbaik dalam kehidupanmu dan pasanganmu . :) "
Pena tanpa tinta hitam kali ini cukup aku letakkan dalam tulisanku ketika jari jemari ini telah lelah menulis dan aku akan meletakkan setangkai mawar untuk engkau sahabatku dan juga engkau.
Semoga titik bening seperti embun itu akan selalu hadir dalam setiap pembelajaran yang telah alam semesta ini berikan, akan tetap bisa aku rasakan dan aku miliki dalam menghadapi rintangan dan kejadian dikemudian hari :) . Ya semoga ... Aamiin
_ Qie _
No comments:
Post a Comment