Saturday, December 5, 2015

Antara Hujan dan Air Mata

05 Desember ....
Rasanya imajinasi ini kembali menerawang seakan-akan ada satu rasa yang tertinggal. Rasa yang teramat sulit untuk terucapkan hanya mampu memejamkan mata untuk sejenak. Andai saat itu hanya mimpi semata namun sayang semua nyata dan memang terjadi.

Hujan seakan tak pernah habis untuk diceritakan beserta isi-isinya, seakan meninggalkan kenangan atau menciptakan kenangan.

Antara hujan dan air mata, jika air mata itu berjatuhan saat kita berada di bawah derasnya hujan maka semua kesedihan akan tertumpah ruah. Tak akan ada seorang pun yang mengetahuinya kalo kita sedang menangisi sesuatu, hanya akan meninggalkan sembab pada kedua mata yang indah itu.

Hujan di 05 Desember 5 Tahun Lalu ....

Ingin rasanya berlari menembus derasnya hujan saat itu, ingin rasanya teriak beradu suara dengan derasnya hujan tapi semua hanya keinginan yang tak mampu terpenuhi, ingin rasanya menangis diantara bunyi hujan yang turun itu agar tak ada satu pun yang mengetahuinya bahwa aku sedang menangis namun akhirnya air mata itu jatuh dipelukan seorang sahabat.

Tarikan nafas itu jelas terasa berat saat tak sengaja mata melihat kalender yang menunjukkan angka 05 di bulan desember ini. Seakan ingin melupakan dan menghilangkan kejadian yang memang membuatku menangis saat hujan turun dikala itu.

Aku hanya mampu terdiam saat itu, diam seribu bahasa diantara keramaian yang terjadi sulit rasanya mengucapkan sepatah dua patah kata semua hanya mampu digambarkan dengan mata yang berlinang. Ingin rasanya aku membendung air mata itu namun sayang aku tak mampu untuk melakukan itu.

Di antara hujan dan air mata itu aku akan jalan berlawanan arah denganmu, tak ada lagi yang namanya kaki melangkah secara bersamaan menuju arah yang akan dituju.

Andai saat itu terjadi namun semua hanya mampu terucapkan lewat pesan singkat untuk menggambarkan semuanya.

Hujan saat itu seakan menggambarkan suasana hati yang sedang terjadi walau diseberang sana berharap cuaca saat itu akan cerah, namun sayang cuaca saat itu tak secerah yang hatimu inginkan.

Hujan dan air mata jatuh beriringan seakan alam sudah memberi isyarat bahwa aku akan terluka, luka yang seharusnya bisa sedikit terobati. Namun sayang semua tak semudah yang diharapkan, luka yang seharusnya bisa pergi seiring dengan hujan reda tapi semua itu hanya harapan. Aku menangis karena caramu yang salah untuk mengakhiri semuanya bukan karena tak rela untuk jalan berlawanan denganmu.

Kini aku hanya mampu tersenyum penuh makna saat hujan dan air mata turun secara bersamaan. Aku akan tetap suka saat hujan turun karena hati ini akan ikut bersenandung ria dengan segala cerita yang dimiliki.




No comments:

Post a Comment